Home » Aqidah » Kiamat Kecil 2

Kiamat Kecil 2

Penaklukan Baitul Maqdis

Di antara tanda-tanda Kiamat shugra adalah pembukaan Baitul Maqdis. Dalilnya adalah sabda Rasulullah kepada Auf bin Malik, “Hitunglah enam perkara yang merupakan tanda Kiamat, kematianku kemudian pembukaan Baitul Maqdis…. Hadits ini sudah hadir sebelumnya.

Baitul Maqdis adalah tempat ketiga yang sangat penting yang berhubungan erat dengan akidah Islam setelah Makkah al-Mukarramah dan Madinah al-Munawarah. Ke sanalah Isra’ Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam dan dari sanalah Mi’raj beliau. Ia adalah kiblat pertama kaum Muslimin. Ia adalah salah satu dari tiga masjid di mana tidak ada perjalanan ibadah kecuali kepadanya.

Para sahabat Rasulullah telah mengetahui hakikat ini, maka mereka berlomba-lomba membersihkan al-Aqsha dari berhala-berhala orang-orang Romawi. Hal itu terwujud untuk pertama kalinya pada masa Khalifah Rasyid Umar bin al-Khatthab, di mana pasukan muslimin bersatu mengepung Baitul Maqdis sampai akhirnya penduduknya sepakat untuk berdamai, dengan catatan Umar datang sendiri kepada mereka. Umar datang ke Baitul Maqdis, membuat perjanjian damai dengan orang-orang Nasrani, dengan catatan mereka harus memulangkan orang-orang Romawi dalam jangka waktu 3 hari. Kemudian Umar masuk masjid dari arah di mana Rasulullah masuk pada malam Isra’, dan shalat di sana bersama kaum muslimin.

Baitul Maqdis berada dalam kekuasaan kaum muslimin sampai masa Khalifah Abbasiyah, di mana negara Abbasiyah mulai melemah akibat persengketaan dan goncangan politik serta gerakan-gerakan kelompok bathiniyah. Padahal pada masa itu kaum salibis selalu mengamati kondisi kaum Muslimin. Mereka menyiapkan diri mereka untuk menguasai kaum muslimin dan Baitul Maqdis.

Orang-orang Fatimiyin dan orang-orang Saljuk begitu meremehkan bahaya kaum salibis, sampai-sampai mereka tidak memperhitungkan ancaman mereka sama sekali. Lebih dari itu Fatimiyin bersekongkol dengan para salibis untuk menghabisi orang-orang Saljuk di Syam. Kaum salibis mendapatkan kepercayaan dan diberi beberapa keistimewaan khusus, salah satunya adalah izin berkunjung ke Baitul Maqdis…. Semua itu dengan kompensasi menekan orang-orang Saljuk dan Khilafah Abbasiyah di mana menurut mereka melemahkan orang-orang Saljuk dan Khilafah Abbasiyah adalah kemenangan bagi mereka dan pemantapan terhadap kekuasaan mereka. Akan tetapi mana mungkin musuh-musuh Allah bisa tenang kecuali dengan membasmi Islam sampai ke akar-akarnya.

Begitulah akhirnya kaum salibis mengkhianati teman mereka orang-orang Fatimiyin, pasukan mereka bergerak untuk merebut Baitul Maqdis. Kaum salibis dalam perjalanannya menuju ke Baitul Maqdis telah melakukan pembantaian besar-besaran di kota-kota yang telah mereka kuasai tanpa membedakan antara orang tua, anak-anak, laki-laki dan perempuan. Pembantaian mencapai puncak kebrutalan dan kekejamannya di Baitul Maqdis, di mana mereka menyembelih kaum muslimin, mencincang tubuh mereka dan membuangnya dari atas pagar kota. Baitul Maqdis jatuh ke tangan kaum salibis tahun 492 H.

Kaum salibis terus memperluas kekuasaannya. Mereka berusaha terus-menerus untuk memisahkan Mesir dengan Syam supaya kekuatan Islam tidak bersatu melawan mereka. Penjajahan kaum salibis terhadap Baitul Maqdis berlangsung sampai tahun 583 H, saat itu Allah memunculkan seorang laki-laki yang shalih yang bekerja menyatukan umat di bawah satu panji, orang itu adalah Shalahuddin al-Ayyubi yang berjuang untuk membebaskan kota-kota Islam. Setelah perang Hitthin, dia menuju Asqolan, dari situ dia ke Baitul Maqdis dan mengepungnya dengan kuat sehingga memaksa kaum salibis untuk menyerah, hal itu terjadi di bulan Rajab 583 H.

Banyak riwayat yang menjelaskan kebaikan muamalah Shalahuddin terhadap penduduk Baitul Maqdis, hal itu karena dorongan oleh akhlak Islamnya dan juga keteladanan pendahulunya Umar bin al-Khatthab.

Tidak lama semenjak wafatnya pahlawan Islam Shalahuddin al-Ayyubi terjadilah perselisihan di antara penerusnya, hal itu menjadi sebab takluknya Baitul Maqdis kepada kaum salibis sebanyak dua kali. Yang pertama berlangsung selama 10 tahun dan yang kedua berlangsung 1 tahun.

Akibat jauhnya kaum muslimin dari agama mereka dan terpecahnya suara mereka, jatuhlah Palestina ke tangan orang-orang Inggris setelah perang dunia pertama. Inilah peluang terbesar bagi serbuan etnis Yahudi yang didukung oleh bantuan kaum salibis, di mana Inggrislah yang mengundang mereka untuk hijrah ke Palestina dan menyiapkan untuk mereka kondisi yang nyaman untuk mengatur diri mereka dan mempersiapkan bidang militer. Orang-orang Palestina berusaha untuk melawan orang-orang zionis dan sekutu-sekutunya. Usaha mereka telah mendekati kemenangan kalau saja pemerintah negara-negara Arab tidak mundur dan membiarkan mereka berjuang sendiri, ditambah campur tangan Amerika yang mendukung orang-orang zionis.

Begitulah Palestina tercinta jatuh ke tangan orang-orang zionis pelaku dosa sejak tahun 1368 H / 1948 M, di mana mereka mengumumkan berdirinya negara Israel. Sejak hari itu orang-orang Palestina merasakan berbagai macam tekanan, siksaan dan pengusiran disaksikan oleh seluruh negara-negara Arab yang muslim.

Kiblat pertama berteriak memanggil kaum muslimin agar mereka kembali kepada Allah dengan benar, lalu mereka menyatukan barisan di bawah panji La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah dan menempuh segala sarana dalam menyiapkan diri. Adakah yang mendengar? Adakah yang menjawab? Siapakah yang akan membebaskan Baitul Maqdis hari ini seperti Shalahuddin al-Ayyubi agar supaya janji Rasulullah yaitu dibukanya Baitul Maqdis di tangan kaum muslimin terwujud sebelum Kiamat tiba? Hal itu tidaklah sulit bagi Allah. Wallahu a’lam.

 

 

 

 

http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihataqidah&parent_id=676&parent_section=aq202&idjudul=1

Check Also

Fatwa: Amanah Diniyah atau Kompromi Politis?

  Fatwa: Amanah Diniyah atau Kompromi Politis?   Pada tanggal 27/11/2012, Harian Republika memuat artikel …