Kemungkinan besar adanya perbedaan penentapan tanggal 1 Syawwal 1432 Hijriyah, seluruh warga Muhammadiyah dihimbau untuk tetap berpegang pada hasil hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang telah menetapkan 1 Syawwal 1432 H, akan jatuh pada 30 Agustus 2011. Perbedaan metode yang diterapkan memungkinkan perbedaan penetapan yang akan dilakukan pemerintah, yang diperkirakan akan menetapkan pada tanggal 31 Agustus 2011.
Demikian disampaikan wakil ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Oman Faturrahman, dalam konferensi pers penetapan awal Ramadhan, Syawwal, dan Dzulhijjah tahun 1432 Hijriyah yang diadakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di gedung PP Muhammadiyah Jl. Cik Di Tiro no.23 Yogyakarta, Kamis, (14/07/2011). Dalam kenferensi pers tersebut, Oman Fatuttahman didampingi oleh ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas yang menyampaikan Maklumat mengenai penetapan awal bulan Ramadhan, Syawwal, dan Dzulhijjah, serta himbauan selama datangnya Ramadhan bagi warga Muhammadiyah dan umat Islam pada umumnya. Mengenai kemungkinan perbedaan penetapan 1 Syawwal 1432H, Oman mengungkapkan, selama pemerintah menggunakan Imkanu Rukyat dengan mensyaratkan 2 derajat, maka perbedaan pasti akan terjadi. “Selama ini Muhammadiyah menggunakan metode Wujudul Hilal yang berarti berapapun derajatnya, apabila hilal telah wujud, maka dipastikan esoknya merupakan awal bulan,” jelasnya.
Lebih lanjut menurut Oman, metode melihat langsung atau rukyat akan sangat susah dilaksanakan apabila ketinggian hilal masih dibawah 5 derajat, padahal pada waktu 1 syawwal 1432 H nanti, ketinggian hilal masih diposisi 1 derajat. “Selama ini ahli astronomi dunia masih menyangsikan kemampuan manusia dalam melihat hilal diposisi kurang dari 5 derajat, rekor melihat hilal sampai saat ini adalah di angka 5 derajat,” ungkapnya.
http://www.muhammadiyah.or.id/news-290-detail-kemungkinan-perbedaan-1-syawwal-warga-muhammadiyah-dihimbau-bepegang-hisab-majelis-tarjih.html