Cara Mengerjakan Shalat ‘Ied
Jumlah raka’at shalat Ied adalah dua raka’at.
’Umar bin Khaththab radliyallahu ‘‘anhu, ia berkata, “Shalat Jumat dua rakaat, shalat Idul Fitri dua rakaat, shalat Idul Adha dua rakaat.” (HR. Ahmad no. 257 dan An Nasaa’i no. 1419. Syaikh Albani mengatakan bahwa Hadits ini Shahih)
Tata cara Shalat Ied adalah sebagai berikut:
- Memulai dengan takbiratul ihrom, sebagaimana shalat-shalat lainnya.
- Membaca do’a Iftitah sebelum takbir 7 X. (Lihat Zaadul Ma’ad I/425).
- Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak tujuh kali takbir -selain takbiratul ihrom- sebelum memulai membaca Al Fatihah. Dari Aisyah -radliyallahu ‘anha-, ia berkata, “ Sesungguhnya Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bertakbir dalam shalat Idul Fithri dan Idul Adha, pada rakaat pertama sebanyak tujuh kali dan rakaat kedua lima kali, selain dua takbir ruku.” (HR. Abu Daud no. 1150 Ibnu Majah 1280 dan Ahmad 6/70. Syaikh Albani mengatakan bahwa Hadits ini Shahih)
- Boleh mengangkat tangan ketika takbir-takbir tersebut sebagaimana yang dicontohkan oleh Ibnu ‘Umar. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Ibnu ‘Umar radliyallahu ‘‘anhuma yang dikenal sangat meneladani Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- biasa mengangkat tangannya dalam setiap takbir.” (Zaadul Ma’ad I/425).
- Belum didapatkan hadits shahih marfu’ yang menerangkan bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di antara takbir, namun Ibnu Mas’ud berkata,
بَيْنَ كُلِّ تَكْبِيرَتَيْنِ حَمْدًا لِلَّهِ وَثَنَاءً عَلَيْهِ وَصَلَّى عَلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم.
”Di antara tiap dua takbir diucapkan pujian dan sanjungan kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa dan bershalawat kepada Nabi Shallallahu’alaihi wasallam.” (HR. Al Baihaqi V/94. Syaikh Albani mengatakan dalam Irwau Ghalil III/115: Sanadnya Jayyid)
Di antara contoh bacaannya (Fatawa Syaikh Al Jibrin):
سُبْحَانَ اللهِ، وَ الْحَمْدُ للهِ، وَ لاَ إلَهَ إِلاَ اللهُ، وَ اللهُ أَكْبَرُ.
Atau,
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْراً، وَ الْحَمْدُ للهِ كَثِيْراً، وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةَ وَ أَصِيْلاً، وَ صَلّىَ اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْراً.
Syaikhul Islam mengatakan bahwa sebagian salaf di antara tiap takbir membaca bacaan,
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ . اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي
“Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar. Allahummaghfirlii war hamnii (Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku).”
Boleh juga membaca bacaan lainnya asalkan di dalamnya berisi pujian pada Allah Ta’aalaa.
6. Kemudian membaca ta’awudz diikuti dengan Al Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat.
7. Surat yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada 2:
a) Surat Qaaf pada raka’at pertama dan surat Al Qomar pada raka’at kedua. ‘Umar bin Al Khaththab pernah menanyakan pada Waqid Al Laitsiy mengenai surat apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘Idul Adha dan ‘Idul Fithri. Beliaupun menjawab:
كَانَ يَقْرَأُ فِيهِمَا بِ (ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ) وَ (اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ(
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca “Qaaf, wal qur’anil majiid” (surat Qaaf) dan “Iqtarobatis saa’atu wan syaqqol qomar” (surat Al Qomar).” (HR. Muslim, no. 891)
b) Surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al Ghosyiyah pada raka’at kedua. Jika hari ‘Ied jatuh pada hari Jum’at, dianjurkan pula membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al Ghosyiyah pada raka’at kedua, pada shalat ‘Ied maupun shalat Jum’at. Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقْرَأُ فِى الْعِيدَيْنِ وَفِى الْجُمُعَةِ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ). قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِى يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِى الصَّلاَتَيْنِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam shalat ‘Idul Fitri dan Idul Adha maupun shalat Jum’at “Sabbihisma robbikal a’la” (surat Al A’laa) dan “Hal ataaka haditsul ghosyiyah” (surat Al Ghasyiyah).” An Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari ‘Ied bertepatan dengan hari Jum’at, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat. (HR. Muslim no. 878)
8. Setelah membaca surat, kemudian melakukan gerakan shalat seperti biasa (ruku, i’tidal, sujud, dst).
9. Bertakbir ketika bangkit untuk mengerjakan raka’at kedua.
10. Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak 5 kali takbir -selain takbir ketika bangkit dari sujud- sebelum memulai membaca Al Fatihah.
11. Selanjutnya membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
12. Mengerjakan gerakan lainnya seperti dalam shalat biasa (ruku, i’tidal, sujud, dst) hingga salam. (Shahih Fiqh Sunnah, 1/607)