Home » Belajar Islam » Featured » Puasa Tathawwu’

Puasa Tathawwu’

Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi

Rasulullah saw. sangat menganjurkan kita mengerjakan puasa pada hari-hari berikut ini:

a. Enam hari pada bulan syawal
Dari Abu Ayyub al-Anshari r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari pada bulan syawal, maka sama dengan puasa setahun (pahalanya).” (Shahih : Shahih Abu Daud no: 2125, Muslim II:822 no: 1164, Tirmidzi II:129 no:756, ‘Aunul Ma’bud VII:86 no: 2416 dan Ibnu Majah I:547 no: 1716).

b. Hari ‘Arafah bagi selain jama’ah haji, hari ‘asyura, dan sehari sebelumnya
Dari Abu Qatadah r.a. ia bertutur, Rasulullah saw. pernah ditanya perihal (fadilah) shiyam pada hari ‘Arafah. Maka beliau menjawab, “Dapat menghapus (dosa) tahun yang lalu dan tahun yang akan datang.” Dan Rasulullah pernah ditanya tentang (keutamaan) puasa hari ‘Asyura. (Asyura yaitu tanggal 10 Muharram). Maka beliau menyatakan, “Dapat menghapus (dosa) setahun yang lalu.” (Shahih : Irwa-ul Ghalil no:955 dan Muslim II:818 no:1162).

Dari Ummu Fadhl binti al-Harits, ia bercerita, bahwa banyak sahabat yang berbeda pendapat di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Rasulullah saw.. Kemudian sebagian di antara mereka berkata, ‘Beliau berpuasa (pada hari itu)’ Sebagian yang lain mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Kemudian kukirimkan segelas susu kepadanya ketika beliau berada di atas untanya di ‘Arafah, lalu beliaupun meminumnya.” (Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari IV:236 no:1988, Muslim II: 791 no: 1123, ‘Aunul Ma’bud VII: 106no:2424).

Dari Abi Ghathafan bin Tharif Al-Murri berkata, “Saya pernah mendengar Ibnu Abbas r.a. berkata, ‘Ketika Rasullah saw. berpuasa pada hari ‘asyura dan beliau memerintah (para sahabatnya) agar berpuasa juga. Mereka berkomentar, ‘Ya Rasulullah, hari ‘asyura adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nashrani.’ Maka jawab Rasulullah saw. “(Kalau begitu) insya Allah tahun depan kami akan berpuasa pada hari kesembilan (tasu’ah).” Maka kata Ibnu Abbas, Tidaklah sampai pada tahun berikut, hingga Rasulullah saw. (keburu) wafat.” (Shahih : Shahih Abu Daud no:2136, Muslim II:797 no:1134, ‘Aunul Ma’bud VII: 110 no:2428).

c. Memperbanyak puasa pada bulan al-Muharram
Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Puasa yang paling afdhal setelah puasa Ramadhan adalah (puasa) pada bulan Allah di Muharram; dan shalat yang paling afdhal setelah shalat fardhu adalah shalat tengah malam.” (Shahih : Shahih Abu Daud no:2122, Muslim II: 821 no:1163, ‘Aunul Ma’bud VII: 82 no:2412, Nasa’i III: 306 dan Tirmidzi I: 274 no: 436).

d. Memperbanyak puasa bulan Sya’ban
Dari Aisyah r.a. ia berkata, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw. menyempurnakan puasa sebulan penuh, kecuali (pada) bulan Ramadhan; dan saya tidak melihat Beliau memperbanyak puasa di lain-lain bulan seperti bulan Sya’ban.” (Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari IV:213 no:1969, Muslim II: 810 no:715 dan 1156 dan ‘Aunul Ma’bud VII:99 no:2417).

e. Senin dan Kamis
Dari Usamah bin Zaid r.a. berkata, Sesungguhnya Nabiyullah saw. biasa berpuasa hari Senin dan (hari) Kamis; dan Rasulullah segala amal segenap hamba dipaparkan pada hari Senin dan Kamis. (Shahih : Shahih Abu Daud no: 2128 dan ‘Aunul Ma’bud VII: 100 no:2419).

f. Tiga hari setiap bulan
Dari Abdullah bin Amr r.a. ia berkata : Rasulullah saw. pernah bersabda kepadaku, “Berpuasalah setiap bulan tiga hari; karena sesungguhnya satu kebaikan dikalikan sepuluh, sehingga puasa itu sama dengan shiyam setahun.” (Muttafaqun’alaih :Fathul Bari IV: 220 no: 1976, Muslim II : 812 no: 1159, ‘Aunul Ma’bud VII: 79 no: 2410 namun dalam riwayat ini tidak ada kalimat yang di tengah, dan Nasa’i IV:211).

Dari Abu Dzar r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Ya Abu Dzar, apabila engkau hendak berpuasa tiga hari dalam satu bulan, maka berpuasalah pada (tanggal) tiga belas, empatbelas, dan limabelas.” (Shahih : Shahihul Jami’us Shaghir no: 7817, Tirmidzi II: 130 no: 758, dan Nasa’i IV: 222).

g. Puasa Nabi Daud (Puasa sehari berbuka sehari)
Dari Abdullah bin Amr r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, “Shiyam yang paling dicintai oleh Allah adalah puasa (Nabi) Daud. Yaitu berpuasa sehari dan berbuka sehari.” (Muttafaqun’alaih :Fathul Bari III: 16 no: 1131, Muslim II : 816 no: 1159, ‘Aunul Ma’bud VII: 117 no: 2431, Nasa’i II: 214, dan Ibnu Majah I: 546 no:1712).

h. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah
Dari Hunaidah bin Khalid dari isterinya dari sebagian isteri Nabi saw. ia berkata, “Adalah Rasulullah saw., biasa berpuasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah, hari ‘Asyura, dan tiga hari setiap bulan serta hari Senin dan Kamis pertama pada setiap bulan.” (Muttafaqun’alaih :Fathul Bari IV: 238 no: 1990, Muslim II : 799, no: 1137, ‘Aunul Ma’bud VII: 102 no: 2420, dan Nasa’i IV:220).

Sumber: Diadaptasi dari ‘Abdul ‘Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal Kitabil ‘Aziz, atau Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah Ash-Shahihah, terj. Ma’ruf Abdul Jalil (Pustaka As-Sunnah), hlm. 406–410.

Check Also

Keshalihan Ortu Berpengaruh pada Anak-cucu di Dunia dan Akherat

  Oleh: Shalih Hasyim WAHAI bapak dan ibu, ketika kita dapati anak kita tidak sesuai …