Setiap kita sangat mengharapkan keberkahan dari bulan Ramadhan. Terlebih ketika tamu yang agung itu datang. Sebagai seorang muslim tentu kita akan berusaha mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut syahrul mubarak tersebut, agar aroma keberkahannya dapat kita nikmati.
Namun bahkan tidak jarang kita lihat sebagian besar kaum muslimin tidak mengambil manfaat yang banyak selama berada di dalamnya. Dan terkadang kita lebih banyak dilalaikan dengan perkara-perkara mubah, yang tidak mendatangkan manfaat, makruh, bahkan yang diharamkan, wal ‘iyadzubillaah.
Seseorang dikatakan mendapatkan berkah dari Allah Ta’ala jika ia mempunyai kebaikan,dan kebaikannya itu akan konsisten padanya dan bertambah, baik kuantitas maupun kulitasnya. Seseorang dikatakan semakin baik jika ibadahnya semakin bertambah terutama pada bulan ramadhan.Mari kita renungkan kisah berikut ini dan tanyakan pada diri kita, dimanakah posisi kita? Bahwa seorang salaf pernah menjual budak wanitanya kepada seseorang. Ketika ramdhan tiba maka tuan barunya itu menyiapkan segala sesuatunya berupa makanan dan minuman untuk persiapan selama ramdhan. Budak wanita itu kemudian heran dengan apa yang diperbuat oleh tuannya, karena yang demikian itu tidak pernah ia dapatkan ketika masih mengabdi kepada tuannya yang lama. Iapun bertanya, ‘maaf tuan, kelihatannya anda sibuk sekali, sepertinya akan datang masa paceklik yang panjang’. ‘Kami sedang mempersipkan manyambut bulan ramadhan’, jawab tuannya. Budak itu berkata, ‘ Memangnya kalian tidak berpuasa selama bulan itu? Demi Allah, aku dulu hidup bersama orang yang sepanjang masanya adalah ramdhan’.
Dapat kita pahami bahwa mereka menjadikan seluruh bulannya untuk taat kepada Allah dan manjaga batasanNya sebagaimana mereka ketika berada di bulan ramadhan.Berikut ini adalah hal-hal yang -insya Allah- dapat mendatangkan keberkahan bagi seorang muslim di bulan Ramadhan, diantarnya :
a.Sahur, sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda: “Sahurlah, sesungguhnya dalam sahur terdapat berkah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
b. Mengakhirkan sahur sampai akhir malam. Rasulullah bersabda: “Umatku senantiasa dalam kebaikan, selagi mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur” (HR. Ahmad). Dan Anas bin Malik meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit, dia mengatakan, “kami pernah sahur bersama Rasulullah. Beliau lantas bangkit untuk mengerjakan shalat”. Anas lantas bertanya kepada Zaid, “Berapa lama tempo waktu, antara adzan dan sahur?”. “Seukuran dengan (tempo untuk membaca) lima puluh ayat”, jawab Zaid. (HR. Bukhari)
c. Menyegerakan buka puasa walaupun hanya seteguk air, yaitu setelah pasti terbenamnya matahari. Rasulullah bersabda: “Umatku senantiasa dalam kebaikan, selagi mereka menyegerakan berbuka puasa”. (Mutaffaq alaih).
d. Berdoa ketika berbuka, karena Rasulullah berdoa ketika berbuka :
„Ya Allah, untukMu aku berpusa dan dengan rezkiMu aku berbuka pusa. Maka terimalah (pusa)ku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetehui”. (HR. Abu Daud)
e. Berbuka dengan kurma (basah atau kering) atau air, dan yang paling baik adalah dengan kurma dengan jumlah ganjil.
f. Memperbanyak sedekah. Sebagaimana di sebutkan dalam Shahih Bukhari, bahwa Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan beliau sangat dermawan di bulan Ramadhan ketika dikunjungi Malaikat Jibril. Rasulullah bersabda: „Sedekah yang paling afdhal adalah sedekah di bulan ramadhan”, dan beliau juga bersabda : “Barangsiapa memberi makan untuk berbuka pusa, maka pahalanya sama dengan pahala orang yang berpusa tersebut tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpusa itu sendiri”. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
g. Qiyamul Lail. Adalah Rasulullah menghidupkan malam-malam Ramadhn. Pada sepuluh terakhir bulan Ramadhn, beliau membangunkan keluarganya, semua anak-anak kecil, dan semua orang dewasa yang mampu shalat (HR. Muslim). Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya aku telah didatangi (oleh malaikat) lalu dikatakan kepadaku ;” Sesungguhnya ia (lailatul Qadar) berada pada sepuluh malam terakhir”. Maka barangsiapa ingin beri’tikaf hendaklah ia beri’tikaf”. (shahihain).
h. Tadarus, karena Rasulullah memperbanyak mambaca Al-Qur’an di bulan
Ramdhn dan malaikat Jibril datang kepada beliau untuk menbacakannya pada beliau (HR. Bukhari). Tentang orang yang menghafal Al-Qur’an, telah diriwayatkan oleh Ibnu Umar, dari Rasulullah bersabda: „Dikatakan kepada orang yang berteman dengan A-Qur’an, „Bacalah dan bacalah sekali lagi serta bacalah secara tartil seperti yang engkau lakukan di dunia, karena manzilahmu terletak diakhir ayat yang engkau baca” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan yang lainnya).
i. I’tikaf, yaitu menetap di masjid untuk ibadah dan mendekatkan diri kepadaNya. Aisyah menuturkan bahwa Rasulullah melakukan i’tikaf pada sepuluh hari
terakhir di bulan ramadhan hingga Allah Ta’ala mewafatkan beliau. Kemudian para istri baliau juga melakukan I’tikaf setelah beliau wafat.
Dalam lafadz yang lain dikatakan, “Rasulullah I’tikaf pada bulan ramadhan. Jika beliau hendak shalat subuh, maka beliau mengahampiri tempat yang beliau gunakan untuk I’tikaf sebelumnya” (HR. Bukhari dan Muslim). Aisyah berkata:
„ Biasanya Rasulullah bersungguh-sungguh beribadah pada sepuluh maalam terakhir (Ramadhn) melebihi dari kesungguhan beliau di waktu-waktu yang lain”(HR. Muslim).
j. Umrah, yaitu mengunjungi Baitullah yang suci untuk thawaf dan sa’i di bulan Ramadhan, karena Rasulullah bersabda: „Umrah ke umrah lainnya adalah menghapus dosa-dosa diantara keduanya” (Mutaffaq alaihi).
Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita semua agar dapat memanfaatkan bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya, utamanya dalam amalan-amalan yang sesuai dengan sunnah Rasulullah. Dan kita berharap keberkahan itu dapat kita raih sebanyak-banyaknya. Semoga kita termasuk diantara hambaNya yang bertakwa ketika keluar dari bulan Ramadhan. Amiin.
Abu ‘Abdillah Al-Makassari
Maraji’: Minhajul Muslim
http://www.wahdah.or.id/