Home » Hadits » Kitabul Jaami' dari Bulughul Maram » Kitabul Jaami’ Hadits 1 (Bag 6) Hak Muslim Atas Muslim Yang Lain

Kitabul Jaami’ Hadits 1 (Bag 6) Hak Muslim Atas Muslim Yang Lain

Lanjutan Penjelasan Hadits 1 Hak Muslim Atas Muslim Yang Lain

 

 

 

5.       Menjenguk orang sakit.

 

Ada beberapa hadits yang menunjukkan keutamaan menjenguk orang yang sakit, antara lain:

a. Dari Tsauban radhiyallaahu ‘anhu, Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ عَادَ مَرِيضًا لَمْ يَزَلْ فِى خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ

Barang siapa yang menjenguk orang sakit, ia berada dalam kebun surga sampai ia kembali.”  (HR. Muslim, no. 2568).

b. Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Saya mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِم يَعُودُ مُسْلِماً غُدْوة إِلاَّ صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ ألْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِي، وَإنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلاَّ صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ ألْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبحَ ، وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ في الْجَنَّةِ

Tidaklah seorang muslim yang menjenguk muslim lainnya di pagi hari kecuali ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga sore hari. Dan jika menjenguknya di sore hari, ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga pagi, dan baginya satu kebun di surga.” (HR. Tirmidzi, no. 969. Beliau mengatakan hadits ini hasan gharib).

c. Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ عَادَ مَرِيضًا نَادَى مُنَادٍ مِنْ السَّمَاءِ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنْ الْجَنَّةِ مَنْزِلًا

Siapa yang menjenguk orang sakit, maka ada yang menyeru dari langit: “Mudah-mudahan kehidupanmua menjadi baik, langkahmu juga baik dan engkau berhak menempati satu tempat di surga.” (HR. Tirmidzi no. 2008, Ibnu Majah no. 1443. Ibnu Hibban menshahihkannya sebagaimana yang disebutkan Ibnul Hajar dalam Fathul Baari. Hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi dan Shahih Sunan Ibnu Majah).

d. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ عَادَ مَرِيضًا، لَمْ يَزَلْ يَخُوضُ فِي الرَّحْمَةِ حَتَّى يَجْلِسَ، فَإِذَا جَلَسَ اغْتَمَسَ فِيهَا

Siapa yang menjenguk orang sakit, ia terus dalam naungan rahmat sehingga duduk. Maka apabila ia duduk, ia tenggelam ke dalamnya.” (HR. Ahmad 3/304. Dishahihkan Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah, no. 2504)

e. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa di antara kalian yang berpuasa di pagi ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Beliau bertanya, “Siapa di antara kalian yang sudah menjenguk orang sakit hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Beliau bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah menghadiri jenazah di pagi ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Beliau bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah memberi makan orang miskin di pagi ini? Abu Bakar menjawab, “Saya”. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidaklah semua ini terkumpul dalam diri seseorang kecuali pasti ia masuk surga.” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah, no. 88)

Dalam Shahih Bukhari (5743) dan Muslim (2191), dari ‘Aisyah radliyallaahu ‘anha, Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam pernah menjenguk salah seorang keluarganya. Beliau mengusap bagian tubuh dari orang yang sakit dengan tangan kanannya, seraya berdoa:

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أذْهِب البَأسَ، اشْفِ أنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفاؤكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقماً

“Ya Allah, Rabb sekalian manusia, hilangkanlah penderitaannya, sembuhkanlah ia karena sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan yang berasal dari-Mu. Kesembuhan yang tidak lagi meninggalkan penyakit.”

Dalam riwayat lain dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu, di Shahih Bukhari (5742), diriwayatkan dengan lafadz yang sedikit berbeda:

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، مُذْهِبَ البَأسِ، اشْفِ أنْتَ الشَّافِي، لاَ شَافِيَ إِلاَّ أنْتَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقماً

“Ya Allah, Rabb sekalian manusia, Yang Menghilangkan penderitaan, sembuhkanlah ia karena sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada yagn menyembuhkan melainkan Engkau. Kesembuhan yang tidak lagi meninggalkan penyakit.”

Banyak hikmah yang terdapat dalam ibadah ini, antara lain adalah, akan menguatkan tali persaudaraan dan menguatkan perasaannya dan membuatnya begitu berarti di mata saudara-saudaranya.

Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam tidak hanya menganjurkan kaum muslimin untuk menjenguk orang sakit. Beliau sendiri memberi teladan langsung. Beliau menjenguk orang sakit, menghiburnya, mendoakannya, dan meringankan beban-bebannya. Shahabat Utsman bin ‘Affan Radhiyallaahu ‘Anhu berkata: “Demi Allah, sungguh kami sering menemani Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam dalam safar maupun muqim. Beliau menjenguk yang sakit di antara kami, mengantarkan jenazah orang yang meninggal diantara kami, berperang bersama kami dan membantu kami dengan yang sedikit dan banyak.” (HR. Ahmad)

Banyak riwayat yang menunjukkan Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam menjenguk sebagian sahabatnya yang sakit. Dalam Shahih Bukhari, beliau pernah menjenguk seorang anak Yahudi yang masih kecil, lalu mengajaknya masuk Islam sehingga ia menjadi seorang Muslim.

 

 

http://www.belajarislam.com/hadis-1-kitabul-jaami-3/

 

Check Also

Kitabul Jaami’ Hadits 1 (Bag 7) Hak Muslim Atas Muslim Yang Lain

Lanjutan Penjelasan Hadits 1 Hak Muslim Atas Muslim Yang Lain   6.       Mengiringi jenazahnya. Mengiringi …