Home » Aqidah » Kiamat Kecil 1

Kiamat Kecil 1

 

Kiamat adalah perkara ghaib, ilmu tentangnya hanya dimiliki oleh Allah dan tidak seorang makhluk pun yang diberitahu oleh-Nya. Walaupun demikian Allah memberikan tanda-tanda dan alamat-alamat yang menunjukkan bahwa ia telah dekat. Hal itu dijelaskan di dalam al-Qur’anul Karim dan hadits-hadits Nabi yang mulia. Supaya hati manusia merasakan, lalu dia takut dan berharap ketika dia melihat atau mendengar tentang peristiwa-peristiwa besar yang merupakan tanda-tanda Kiamat.

Para ulama membagi tanda-tanda dan alamat-alamat ini terbagi menjadi dua:

Tanda-tanda shugra atau kiamat kecil, yaitu tanda-tanda yang terjadi jauh sebelum Kiamat yang sebenarnya, tanda-tanda ini, sebagian sudah terjadi sebagian dalam proses terjadi seperti diangkatnya ilmu, merebaknya kebodohan, merajalelanya khamar, saling bersaing meninggikan bangunan, dan tanda-tanda yang lain.

Tanda-tanda kubra atau Kiamat Besar, yaitu tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Kiamat sudah di ambang pintu.

Diutusnya Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam

Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam telah memberitahukan bahwa diutusnya dirinya sebagai Rasul adalah tanda dekatnya Kiamat. Sebagai informasi tentang habis dan berakhirnya kehidupan dunia, Allah mengakhiri risalah langit dengan mengutus beliau sehingga tidak ada nabi sesudahnya.

Di dalam hadits Sahal bin Saad, dia berkata, Saya melihat Rasulullah mengangkat kedua jarinya, jari tengah dan telunjuk seraya bersabda, “Saya diutus sedangkan saya dengan Kiamat itu adalah seperti dua jari ini.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

Di dalam hadits Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda, “Saya diutus sedangkan saya dengan hari Kiamat itu seperti ini.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.

Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah bersabda, “Saya diutus sedangkan saya dengan Kiamat itu seperti dua jari ini, seperti kelebihan yang satu di atas yang lain.” Dan beliau menggabungkan jari telunjuk dengan jari tengahnya. Diriwayatkan oleh al-Bukhari.

Jika keadaan dunia yang berumur panjang adalah demikian, lalu bagaimana dengan umur manusia yang terbatas? Kata dunia tidak lain menunjukkan penghabisannya yang dekat dan urusannya yang rendah. Tidak ada lain atas manusia kecuali mengontrol dirinya, tidak boleh terfitnah oleh indahnya dunia, tenggelam di dalam kenikmatannya dan melupakan hari Akhirat, tempat kekekalan, tempat kembali dan nikmat yang tiada akhir, hendaknya selalu mengingat firman Allah, “Padahal kenikmatan hidup di dunia ini dibandingkan dengan kehidupan Akhirat hanyalah sedikit.” (QS. At-Taubah: 38).

Imam al-Qurthubi berkata, “Nabi adalah tanda Kiamat yang pertama karena beliau adalah Nabi akhir zaman, beliau diutus dimana antara beliau dengan Kiamat tidak ada lagi nabi.”

Wafat Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam

Sebagaimana Nabi telah memberitakan bahwa salah satu tanda Kiamat adalah diutusnya beliau sebagai nabi. Begitu pula beliau telah memberitakan bahwa salah satu tanda dekatnya Kiamat adalah kematian beliau.

Di dalam hadits shahih dari Auf bin Malik berkata, Saya datang kepada Nabi pada perang Tabuk, sementara Nabi sedang berada di tenda dari kulit, beliau bersabda, “Hitunglah enam perkara yang merupakan tanda Kiamat, kematianku… Diriwayatkan oleh al-Bukhari.

Kematian Nabi termasuk musibah terbesar yang menimpa kaum muslimin, dunia menjadi gelap di mata sahabat, keseimbangan menjadi goyah, sehingga sebagian dari mereka tidak mempercayai kematian beliau sampai Abu Bakar menenangkan mereka dengan keteguhannya dan ilmunya yang mumpuni.

Anas bin Malik, “Kota Madinah bercahaya pada hari kedatangan Rasulullah dan kota Madinah menjadi gelap gulita pada hari wafatnya Rasulullah, begitu tangan kami melepas Rasulullah dan menyelesaikan pemakamannya maka hati kami langsung mengingkari kami.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.

Fatimah berkata kepada Anas setelah pemakaman, “Apakah diri kalian rela menaburkan tanah di atas tubuh Rasulullah?” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.

Dalam hadits shahih dari Anas berkata, Abu Bakar berkata kepada Umar bin al-Khatthab setelah kematian Rasulullah, “Marilah kita pergi mengunjungi Ummu Aiman, sebagaimana Nabi mengunjunginya.” Ketika keduanya tiba, Ummu Aiman menangis. Keduanya bertanya, “Apa yang membuatmu menangis? Apa yang ada di sisi Allah lebih baik bagi Rasulullah.” Ummu Aiman menjawab, “Saya menangis bukan karena saya tidak mengetahui bahwa apa yang berada di sisi Allah lebih baik bagi Rasulullah, akan tetapi karena wahyu telah terputus dari langit.” Ucapannya ini membuat keduanya menangis, lalu ketiga-tiganya menangis bersama.” Diriwayatkan oleh Muslim.

Tidak lama berselang, sebagian bangsa Arab murtad dari agama Islam. Inilah awal munculnya fitnah. Semoga Allah melindungi. Oleh karena itu al-Qurthubi dalam at-Tadzkirah berkata, “Perkara besar pertama yang menimpa Islam adalah kematian Nabi, kemudian kematian Umar sesudahnya.” Wallahu a’lam.

 

 

http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihataqidah&parent_id=673&parent_section=aq201&idjudul=1

 

Check Also

Fatwa: Amanah Diniyah atau Kompromi Politis?

  Fatwa: Amanah Diniyah atau Kompromi Politis?   Pada tanggal 27/11/2012, Harian Republika memuat artikel …