Home » Sejarah (page 3)

Sejarah

Pengantar Kisah Para Rasul

MUQADDIMAH Allah ‘Azza wa Jalla telah menceritakan kepada kita kisah-kisah yang baik berupa kabar mengenai para Nabi-Nya di dalam kitab-Nya (Al-Qur’an al Karim). Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa menyebutkan sebagai ahsan al qashash “kisah-kisah terbaik”,. Sebutan Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa yang mulia ini menunjukkan bahwa kisah-kisah ini merupakan kisah yang paling benar, paling mengena dan paling bermanfaat bagi para hamba.

Read More »

Kaidah Mempelajari Sirah (10)

PRINSIP KESEPULUH: MENENTUKAN TUJUAN MENULIS DAN SASARAN YANG AKAN MEMANFAATKAN TULISAN Bagi orang yang akan menulis sirah harus mengetahui orang-orang yang akan menjadi sasaran tulisannya dan memahami metode (susunan bahasa) yang tepat bagi mereka. Oleh karena itu dia harus menentukan tujuannya menulis sirah tersebut, apa yang dia inginkan: penyelesaian baru (terhadap masalah), memaparkan kejadian-kejadian dengan cara baru, menjelaskan alasan berbagai …

Read More »

Kaidah Mempelajari Sirah (9)

KESEMBILAN: MEMBERIKAN HAK YANG TEPAT KEPADA RASULULLAH SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WA SALLAM, TIDAK BERLEBIHAN DAN MENYIMPANG. Ada dua kelompok yang menyimpang dari sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan manhaj salaf dalam mempelajari sirah nabawiyah: Kelompok yang tidak memberikan hak Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana mestinya, misalnya dalam hal menghormati, menghargai dan mengagungkannya. Mereka mempelajari sirahnya seperti mempelajari biografi tokoh-tokoh …

Read More »

Kaidah Mempelajari Sirah (8)

KEDELAPAN: PERASAAN YANG TULUS. Termasuk prinsip dalam menulis dan mempelajari sirah nabawiyah adalah rasa cinta yang tulus terhadap Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang menggambarkan hubungan yang hakiki secara lahir dan bathin dan turut hidup secara sungguh-sungguh bersama setiap kejadian sirah nabawiyah. [‘Adlwaa’ ‘ala dirasatis sirah’ yang ditulis oleh Asy Syaami hal 26]

Read More »

Kaidah Mempelajari Sirah (7)

KETUJUH: KONSISTEN DENGAN ISTILAH-ISTILAH SYAR’I. Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa membagi manusia menjadi tiga kelompok: mu’min, kafir dan munafiq –seperti yang dapat kita temukan pada awal surat Al Baqarah- Allah juga menjadikan manusia dalam dua kelompok wali-wali Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa dan wali-wali syetan. Maka harus konsisten dengan nama-nama tersebut dan tidak mengganti dengan nama-nama lain seperti (Islam) kiri dan kanan, …

Read More »

Kaidah Mempelajari Sirah (6)

KAIDAH KEENAM: MEMAHAMI BAHASA ARAB DAN SELUK BELUKNYA. Tulisan-tulisan pada zaman-zaman awal memiliki keistimewaan kekuatan susunan bahasa, keteraturan makna, keruntutan kata-katanya dan konsisten dengan susunan bahasa Arab dan madzhab-madzhabnya dalam memberikan penjelasan. [Abu Syahbah, As Sirah An Nabawiyah 1/26].

Read More »

Kaidah Mempelajari Sirah (5)

PRINSIP KELIMA: MENGETAHUI DAN MENYADARI KETERBATASAN AKAL UNTUK MENERIMA DAN MENOLAK NASH-NASH. Beberapa orang yang mempelajari –terutama dari kalangan orientalis dan yang terpengaruh pemikiran mereka- berpendapat bahwa para ulama Islam telah mengabaikan kritik matan (teks), yang diakibatkan karena mereka tidak punya kemampuan (akal) untuk menganalisa. Ini tidak benar. Berikut ini akan kita sebutkan beberapa contoh penilaian sejarah yang dilakukan oleh …

Read More »

Kaidah Mempelajari Sirah (4)

PRINSIP KEEMPAT: MENELITI KEMUDIAN MENGAMBIL RIWAYAT-RIWAYAT YANG SHAHIH DALAM MASALAH-MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN ‘AQIDAH DAN SYARI’AH. Ada dua pendapat yang terkenal dari ulama tentang penelitian riwayat sirah nabawiyah: 1. Ada yang tidak merasa perlu meneliti riwayat tersebut dan membolehkan menggunakan semua riwayat sirah. Mereka beralasan bahwa para penulis sirah tidak menggunakannya dan tidak berusaha secara sungguh-sungguh menggunakannya. Mereka berargumen dengan …

Read More »

Kaidah Mempelajari Sirah (3)

PRINSIP KETIGA: MENEMPATKAN AL QUR`AN SEBAGAI SUMBER PERTAMA DALAM MEMPELAJARI DAN MEMAHAMI SIRAH Ada beberapa kelebihan dalam mempelajari sirah nabawiyah melalui al Qur`an, diantaranya: – Mempelajari Al Qur`an adalah ibadah yang agung. – Al Qur`an mencakup beberapa informasi rinci yang tidak terdapat pada sumber-sumber lain, seperti pada kejadian pernikahan Zainab –-radliyallaahu ‘anha- – Informasi yang teliti dalam menceritakan kejadian dan …

Read More »

Kaidah Mempelajari Sirah (2)

KAIDAH KEDUA: MENINGGALKAN PRINSIP MENCARI PEMBENARAN Hendaknya Sirah Nabawiyah berangkat dari keyakinan terhadap kejayaan Islam dan Islamlah satu-satunya yang berhak menjadi hukum dan memimpin, Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa tidak menerima agama selain Islam serta keyakinan bahwa hal itu tidak bisa difahami melainkan dengan mempelajari sirah. Oleh karena itu harus dihindari ‘inhizaamiyah’ perasaan (bahwa Islam ini) kalah (dari yang lainnya), dalam …

Read More »