Al-Balad, Kota Tua Di Belantara Kosmopolitan
Al-Balad atau kota tua di Jeddah merupakan salah satu destinasi wisata menarik yang eman (sayang) untuk dilewati. Secara harfiah Al-Balad berarti kota. Ia merupakan kawasan bersejarah dan tujuan wisata populer di Arab Saudi. Apalagi Jeddah merupakan kota terbesar kedua negara ini setelah ibukota Riyadh.
Al-Balad mengingatkan kita pada kota-kota kuno yang diabadikan dalam dongeng-dongeng Arabian Nights dan telah menjadi bagian dari masa kecil hampir setiap bocah. Kawasan ini benar-benar menarik untuk dijadikan target dalam daftar wisata anda di Arab Saudi.
Menurut sejarahnya, sekitar 2.500 tahun lalu, Al-Balad merupakan sebuah desa nelayan. Di sinilah suku-suku nelayan Quda’a pertama kali bertempat tinggal. Seiring bergulirnya waktu, desa kecil ini pun tumbuh menjadi sebuah kota kosmopolitan yang memadukan tradisionalisme Arab dan kemewahan Barat. Kini, Al-Balad menjadi markas pusat beberapa perusahaan penting Saudi, dan pusat komersial negara.
Sebagai sebuah tempat atraksi populer Arab Saudi, Al-Balad merupakan surga bagi para pembelanja (shopaholic). Mungkin Al-Balad tidak semegah dan semewah pusat-pusat belanja di Barat; namun ia adalah tempat terbaik untuk shopping di Arab Saudi.
Al-Balad adalah pasar besar yang menampilkan pasar jalanan tradisional, pedagang kaki lima hingga pusat-pusat outlet dan ritel. Wisatawan dapat membeli hampir segala macam produk di kota kecil itu, mulai dari kerajinan tangan tradisional hingga merek-merek internasional.
Namun bagi anda yang kurang doyan belanja, salah satu atraksi wisata yang dapat dinikmati adalah jalan-jalan menyusuri kota sambil menikmati eksotisme bangunan-bangunan kuno yang masih terpelihara dan nampak kokoh.
Kota tua ini dibangun pertama kali pada abad ke-7, dan bertujuan sebagai pusat kota Jeddah. Namun pada 1940-an, tembok-tembok kota yang melindungi kawasan ini dirobohkan. Pada 1970 hingga 1980-an—ketika Jeddah mulai kaya karena booming minyak—banyak warga Jeddah yang bergerak ke utara, menjauh dari Al-Balad karena dianggap kurang menawarkan kemakmuran.
Kota Jeddah sendiri terletak di bagian barat Arab Saudi menghadap Laut Merah, dengan total luas 800 kilometer persegi. Jeddah tumbuh menjadi kota yang paling penting di Kerajaan Arab Saudi, seiring dengan meningkatnya status sebagai pusat ekonomi, industri dan perdagangan.
Jeddah berasal dari bahasa Arab yang berarti nenek. Hal ini merujuk pada Siti Hawa—istri Nabi Adam (manusia pertama)—yang konon dimakamkan di kota itu. Ketika Islam muncul di Semenanjung Arab, Jeddah terkait erat dengan sejarah perkembangan agama Islam, karena ia menjadi pintu gerbang Dua Masjid Suci dari arah laut.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/umroh-haji/11/04/28/lkcowu-albalad-kota-tua-di-belantara-kosmopolitan