Salah satu hak yang harus dipenuhi oleh tubuh dan mata adalah tidur. Tidur merupakan salah satu bentuk nikmat Allah swt yang tiada terkira nilainya. Adanya nikmat tidur yang dianugerahkan Allah swt telah memberikan banyak hal kepada manusia. Entah bagaimana jadinya jika Allah swt tidak menganugerahi manusia dengan nikmat tidur tersebut, boleh jadi manusia akan menjadi makhluk yang paling buruk dan menderita di dunia.
Pada dasarnya tidur adalah salah satu kebutuhan yang mesti dipenuhi oleh manusia, sebab bisa dibayangkan apa yang terjadi nantinya jika saja seseorang tidak tertidur dalam waktu satu minggu saja, maka ia tidak akan berhenti dengan rasa marah, sedih, senang dan sebagainya. Tentunya dengan tidur kita bisa mengistirahatkan diri kita setelah beaktivitas seharian.
Tidur merupakan arena bagi manusia untuk memperoleh ketentraman hidup. Dalam al-Qur’an, Allah Azza wa jalla berfirman dalam (QS al-Anfaal [8]: 11):
إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَى قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ
“(ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu).”
Daya tahan tubuh manusia akan bekerja dengan baik dan meningkat bila kita cukup tidur. Tak sedikit mereka yang mendapatkan tidur yang cukup, tapi terbagun dari tidur dalam keadaan lesu, letih, tidak bersemangat dan malas untuk beraktivitas. Sebaliknya tak sedikit juga mereka yang mendapatkan tidur tak kurang dari 4-5 jam bisa terbangun dalam keadaan bugar dan segar. Untuk itulah diperlukan lagi pemahaman lebih dalam tentang tidur yang baik. Tidur yang membawa kita pada kualitas tidur yang sebenarnya. Tidur yang tidak hanya difokuskan pada orientasi panjang waktunya tapi lebih kepada kualitasnya. Dan bagaimana pula Islam menunjukkan cara menjaga kualitas tidur kita, melalui apa yang telah dicontohkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Rata-rata waktu tidur yang dibutuhkan orang dewasa sekitar 8 jam per hari. Kalau jumlah ini tidak dipenuhi, setiap kekurangan waktu tidur akan menjadi utang. Dan utang, tentu akan menjadi beban bagi tubuh. Untuk melunasinya bisa dengan menyiasati waktu tidur.Ternyata teori tidur 8 jam yang selama ini kita kenal tidak sepenuhnya benar. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa orang yang hanya tidur 4-5 jam sehari, bisa tetap sehat, energik, dan tidak terlihat seperti orang yang kurang tidur.
Selain bermanfaat bagi pencernaan, ada 3 manfaat lain yang dapat diambil dari posisi tidur miring kesebelah kanan.
Untuk jalan nafas, tidur miring mencegah jatuhnya lidah kebelakang yang dapat
menyumbat jalan nafas. Lain halnya jika tidur pada posisi terlentang maka relaksasi lidah pada saat tidur dapat mengakibatkan penghalangan jalan nafas, penampakan dari luar berupa mendengkur. Orang yang mendengkur mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen malah kadang-kadang dapat terjadi henti nafas untuk beberapa detik yang akan membangunkan orang yang tidur dengan posisi demikian. Orang tersebut biasanya akan bangun dengan keadaan pusing karena kurangnya pasokan oksigen ke otak. Tentunya ini sangat mengganggu tidur kita.
Untuk jantung, tidur miring kesebelah kanan membuat jantung tidak tertimpa
organ lainnya ini karena posisi jantung yang memang berada lebih disebelah kiri. Tidur bertumpu pada sisi kiri menyebabkan curah jantung yang berlebihan karena darah yang masuk kea triu m juga banyak, sebab paru-paru kanan berada di atas sedangkan paru-paru kanan mendapatkan pasokan darah yang lebih banyak dari paru-paru kiri.
Bagi kesehatan paru-paru, paru-paru kiri lebih kecil dibandingkan dengan paru-
paru kanan. Jika tidur miring kesebelah kanan, jantung akan jatuh kesebelah kanan, itu tidak menjadi masalah karena paru-paru kanan besar, lain halnya kalau bertumpu pada sebelah kiri, jantung akan menekan paru-paru kiri yang berukuran kecil.
Berikut ini, tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika tidur.
1. Berintrospeksi diri (muhasabah) sesaat sebelum tidur. Sangat dianjurkan sekali bagi setiap muslim bermuha-sabah (berintrospeksi diri) sesaat sebelum tidur, mengevaluasi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya baik maka hendaknya memuji kepada Allah Ta’ala dan jika sebaliknya maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya.
2. Tidur dini, berdasarkan hadits yang bersumber dari `Aisyah Radhiyallahu ‘aha
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان ينام في أول اليل ويقوم آخره فيصلي ( متفق عليه )
“Bahwasanya Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam tidur pada awal malam dan bangun pada pengujung malam, lalu beliau melakukan shalat”.(Muttafaq `alaih)
3. Disunnatkan berwudhu’ sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan. Al-Bara’ bin `Azib ra menuturkan : Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:
إذا أتيت مضجعك فتوضأ وضوءك للصلاة ثم اضطجع على شقك الأيمان
“Apabila kamu akan tidur, maka berwudlu’lah sebagaimana wudlu’ untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan…” Dan tidak mengapa berbalik kesebelah kiri nantinya.
4. Disunnatkan pula mengibaskan sperei tiga kali sebelum berbaring, berdasarkan hadits Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:
إذا أوا أحدكم إلى فراشه فلينفض فراشه بداخلة إزاره فإنه لا يدري ما خلفه عليه … وفي رواية : ثلاث مرات ( متفق عليه )
“Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya…” Di dalam satu riwayat dikatakan: “tiga kali”. (Muttafaq `alaih).
5. Makruh tidur tengkurap. Abu Dzar ra menuturkan :
مرّ بي النبي صلى الله عليه وسلم وأنا مضطجع على بطني فركضني برجله وقال : يا جنيدب إنما هذه ضجعة أهل النار ( رواه ابن ماجه وصححه الألباني )
“Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda :”Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka”. (H.R. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
6. Makruh tidur di atas dak terbuka, karena di dalam hadits yang bersumber dari `Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam telah bersabda:
من بات على ظهر بيت ليس عليه حجاب فقد برئت منه الذمة
“Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya”. (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
7. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur. Dari Jabir ra diriwayatkan bahwa sesung-guhnya Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam telah bersabda:
أطفئوا المصابيح بالليل إذا رقدتم وأغلقوا الأبواب وأوكئوا الأسفية وخمروا الطعام والشراب (متفق عليه )
“Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman”. (Muttafaq’alaih).
8. Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shahih yang menganjurkan hal tersebu.
9. Membaca do`a-do`a dan dzikir yang keterangannya shahih dari Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam, seperti : Allaahumma qinii yauma tab’atsu ‘ibaadaka
اللهم قني عذابك يوم تبعث عبادك ثلاث مرات
“Ya Allah, peliharalah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-hamba-Mu”. Dibaca tiga kali.(HR. Abu Dawud dan di hasankan oleh Al Albani)
Dan membaca:
باسمك اللم أموت وأحيا ( رواه البخاري)
Bismika Allahumma Amuutu Wa ahya
” Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.” (HR. Al Bukhari)
10. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnatkan (dianjurkan) berdo`a dengan do`a berikut ini :
أعوذ بكلمات الله التامة من غضبه وشر عباده ومن همزات الشياطين وأن يحضرون ( رواه أبو داود وحسنه الألباني )
” A’uudzu bikalimaatillaahit taammati min ghadhabihi Wa syarri ‘ibaadihi, wa min hamazaatisy syayaathiini wa an yahdhuruuna.”
Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku”. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)
11. Hendaknya apabila bangun tidur membaca :
الحمد لله أحيانا بعدما أماتنا وإليه النشور ( رواه البخاري )
“Alhamdu Lillahilladzii Ahyaanaa ba’da maa Amaatanaa wa ilaihinnusyuuru”
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami dikembalikan.” (HR. Al-Bukhari)